Thursday 31 March 2011

CRM (Customer relationship management)

Pengertian CRM

CRM merupakan sebuah pendekatan baru dalam mengelola hubungan korporasi dan pelanggan pada level bisnis sehingga dapat memaksimumkan komunikasi, pemasaran melalui pengelolaan berbagai kontak yang berbeda dengan pelanggan. Pendekatan ini memungkinakn untuk mempertahankan pelanggan dan memberikan nilai tambah terus menerus pada pelanggan, selain juga memperoleh keuntungan yang berkelanjutan.

Hal yang perlu dipahami adalah bahwa dari luar, pelanggan yang berinterkasi dengan perusahaan hanya memahami bisnis yang dilakukan oleh perusahaan sebagai satu entitas, tidak lebih; meskipun pelanggan juga berinteraksi dengan sejumlah pekerja yang berbeda peran dan departemennya. Semua itu tetap dianggap sebagai satu kesatuan. Dengan CRM, dukungan pada proses bisnis, informasi tentang pelanggan dan interaksinya dapat dimasukkan, disimpan, diakses oleh semua staf pada berbagai unit kerja dengan tujuan untuk meningkatkan layanan yang diberikan pada pelanggan, dan menggunakan informasi kontak pelanggan untuk target pemasaran.

CRM (customer relationship management) mengkombinasikan kebijakan, proses, dan strategi yang diterapkan organisasi menjadi satu kesatuan yang digunakan untuk melakukan interaksi dengan pelanggan dan juga untuk menelusuri informasi pelanggan. Pada era saat ini, implementasi CRM selalu akan menggunakan teknologi informasi untuk menarik pelanggan baru yang mengguntungkan, hingga mereka memiliki keterikatan pada perusahaan.

Konsep ini juga banyak digunakan sebagai sebuah terminologi pada industri informasi sebagai sebuah metodologi, piranti lunak, dan bahkan sebagai kapabilitas internet yang membantu korporasi mengelola hubungan pelanggan. Piranti ini memungkinkan korporasi untuk menjelaskan hubungan secara cukup rinci sehingga manajemen, staf penjualan, staf pelayanan, dan bahkan pelanggan dapat secara langsung mengakses informasi, menyesuaikan kebutuhan antara kebutuhan dan produk, pengingatan pelanggan pada layanan tertentu, dan sebagainya. Dalam pengembangan piranti lunak CRM harus dilakukan pendekatan yang holistik. Terkadang inisiatif implementasi piranti lunak CRM gagal dilakukan karena hanya terbatas pada instalasi piranti saja, tanpa memperhatikan konteks, dukukangan dan pemahaman staf, dan pemenfaatan sepenuhnya sistem informasi.

Variasi CRM

1. Operasional. Operational CRM memberikan dukungan untuk proses bisnis di front office, seperti untuk penjualan, pemasaran, dan staf pelayanan. Interaksi dengan pelanggan biasanya disimban dalam sejarak kontak pelanggan, dan staf dapat melihat kembali informasi pelanggan ketika dibutuhkan. Dengan sejarah kontak pelanggan ini, staf dapat dengan cepat memperoleh informasi penting. Dapat meraih pelanggan dalam waktu dan tempat yang tepat merupakan sesuatu yang sangat diinginkan.

2. Penjualan. Untuk penjualan biasa digunakan Sales Force Automation (SFA). SFA membantu untuk otomatisasi aktivitas yang terkait dengan staf penjualan, seperti untuk penjadwalan menghubungi pelanggan, pengiriman surat kertas maupun elektronik ke pelanggarn, menelusuri respon pelanggan, membuat laporan, menilai tingkat penjualan, proses order penjualan otomatis.

3. Analitik. Analytical CRM menganalisis data pelanggan untuk berbagai tujuan seperti merancang dan menjalankan kampanye target pemasaran, termasuk melakukan cross-selling, up-selling, aiatem informasi manajemen untuk forecasting keuangan dan analisis profitabilitas pelanggan.

4. Intelijen Penjualan. Intelijen Penjualan atau Sales Intelligence dalam CRM adalah sejenis dengan is similar to Analytical CRM, tetapi ditekankan lebih jauh untuk piranti penjualan langsung dengan fitur untuk mencari peluang Cross-selling/ Up-selling/ Switch-selling, kinerja penjualan, kecenderungan pelanggan, margin pelanggan.

5. Manajemen Kampanye. Campaign management mengkombinasikan elemen antara CRM operasional dan analitik agar dapat menjalankan fungsi pembentukan kelompok target dengan kriteria tertentu menggungakan data pelanggan, mengirimkan materi yang terkait dengan kampanye produk untuk calon tertentu menggunakan berbagai saluran seperti e-mail, telephone, SMS, dan surat, menelusuri, menyimpan dan menganalisis statistik kampanye.

6. Kolaboratif. Collaborative CRM mencakup aspek-aspek yang ditangani korporasi yang terkait dengan pelanggan pada berbagai departemen seperti pada bagian penjualan, dukungan teknis, dan pemasaran. Staf dari berbagai departemen pada korporasi yang sama dapat saling bertukar dan berbagi informasi yang dikumpulkan ketika berinteraksi dengan pelanggan. CRM jenis ini bertujuan untuk menggunakan informasi yang dikumpulkan secara bersama di semua departemen untuk peningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan.

Strategi CRM

CRM beberapa paket perangkat lunak yang tersedia, dan mereka berbeda dalam pendekatan mereka untuk CRM. Namun, seperti yang disebutkan di atas, CRM tidak hanya teknologi tetapi lebih komprehensif, customer-centric pendekatan ke salah satu organisasi filosofi berhadapan dengan pelanggan.

Hal ini termasuk kebijakan dan proses, dari depan-rumah-layanan pelanggan, pelatihan karyawan, pemasaran, dan sistem informasi manajemen. Oleh karena itu, penting bahwa setiap pelaksanaan pertimbangan CRM stretch melebihi teknologi yang lebih luas terhadap persyaratan organisasi.

Tujuan dari strategi CRM harus mempertimbangkan situasi perusahaan tertentu dan kebutuhan pelanggan dan harapan. Informasi didapat melalui inisiatif CRM dapat mendukung pengembangan strategi pemasaran oleh organisasi mengembangkan pengetahuan dalam bidang-bidang seperti mengidentifikasi segmen pelanggan, meningkatkan ingatan pelanggan, meningkatkan produk persembahan (dengan lebih memahami kebutuhan pelanggan), dan mengidentifikasi organisasi yang paling menguntungkan pelanggan.

Strategi CRM dapat bervariasi dalam ukuran, kompleksitas, dan cakupan. Beberapa perusahaan mempertimbangkan strategi CRM hanya terfokus pada manajemen tim yang terdiri dari salespeople. Namun, strategi CRM lainnya dapat mencakup interaksi pelanggan di seluruh organisasi. Banyak paket perangkat lunak komersial CRM menyediakan fitur yang melayani penjualan, pemasaran, manajemen kegiatan, manajemen proyek, keuangan dan industri.

Implementasi CRM

Faktor Kunci :

• orang-orang yang Professional (kualifikasi memadai),

• proses yang didesain dengan baik

• teknologi yang memadai (leading-edge technology).

5

Tenaga yang professional tidak saja mengerti bagaimana menghadapi pelanggan tetapi juga mengerti cara menggunakan teknologi (untuk CRM)

Prinsip Dasar Dalam Implementasi e-Customer Relationship Management :

u Kebutuhan pelanggan

u Informasi sebagai aset berharga

u Membangun hub. one-to-one dengan pelanggan

u Manajemen yang tidak membingungkan konsumen

u Rekaman transaksi yang menunjang peningkatan volume perdagangan

u BIsa menjangkau konsumen dimana saja dan kapan saja

Strategi dan Implementasi

Sasaran untuk menjalankan strategi CRM harus mempertimbangkan situasi spesifik yang dihadapi perusahaan dan juga kebutuhan dan harapan pelanggan. Informasi yang didapat melalu inisiasi CRM dapat mendukung pengembangan strategi pemasaran dengan mengembangkan pengetahuan pada area-area tertentu seperti identifikasi segmen pelanggan, peningkatan retensi pelangggan, perbaikan produk yang disampaikan, juga identifikasi pelanggan blue chip (yang paling menguntungkan). Sasaran ini dilakukan dengan melakukan manipulasi informasi yang terkait yang selanjutnya dimanfaatkan bersama untuk ditransformasikan menjadi pengetahuan. Pengetahuan ini merupakan pengetahuan yang memungkinkan perusahaan dapat lebih memahami pelanggan, dan digunakan untuk menyesuaikan kapabilitas organisasi agar dapat memberikan nilai yang lebih baik bagi pelanggan. Strategi CRM bervaria dalam besaran, komplesitas, cakupanya. Hal ini akan berpengaruh pada tipe apa CRM dikembangkan. Strategi CRM yang efektif akan fokus pada berbagai saluran. Perusahaan harus secara efektif mengelola saluran ini untuk perbaikan pelayanan.

Kegagalan berbagai projek CRM terutama terkait dengan kualitas dan availabilitas data pelanggan. Data yang baik merupakan isu penting. Ketika perusahaan yang menggunakan CRM untuk menelusuri siklus hidup pendapatan, pembiayaan, margin keuntungan, dan interkasi dengan pelanggan secara individual, maka semua ini harus tergambarkan dengan jelas dalam suatu bisnis proses. Data yang digunakan harus dapat diambil dari berbagai sumber data yang ada di tiap departemen atau bidang yang ada di perusahaan. Sistem yang komprehensif dengan struktur yang telah didefinisikan dengan baik akan meningkatkan kualitas data yang dipakai dalam pengambilan keputusan. Meski saat ini banyak piranti lunak yang tersedia tentang CRM, namun perlu diingat bahwa CRM bukan sekedar teknologi namun lebih pada pendekatan komprehensif yang berpusat pada pelanggan. Implikasinya adalah kebijakan, proses, pelatihan staf, manajemen pemasaran, dan manajemen informasi. Dengan cara pandang ini, CRM merupakan hal yang dapat memberikan peran penting dalam usaha merekayasa proses penjualan untuk memberikan nilai tambah pada pelanggan.

Pelaksanaan isu

Banyak proyek CRM "kegagalan" juga terkait dengan kualitas dan ketersediaan data. Pembersihan data merupakan isu utama. Jika sebuah perusahaan CRM adalah strategi untuk melacak hidup siklus pendapatan, biaya, margin, dan interaksi antara pelanggan individu, ini harus tercermin dalam semua proses bisnis.

Data harus diambil dari berbagai sumber (misalnya, departemen / divisi database seperti penjualan, manufaktur, rantai pasokan, logistik, keuangan, layanan dll), yang memerlukan terpadu, komprehensif sistem dengan baik di tempat-ditetapkan struktur dan data kualitas tinggi . Data dari sistem lain dapat ditransfer ke sistem CRM menggunakan antarmuka yang sesuai.

Karena perusahaan-ukuran lebar dan lingkup banyak implementasi CRM, signifikan pra-perencanaan sangat penting demi kelancaran roll-out. Pra-perencanaan ini melibatkan teknis evaluasi data yang tersedia dan teknologi yang digunakan dalam sistem yang ada. Evaluasi ini sangat penting untuk menentukan tingkat upaya yang diperlukan untuk mengintegrasikan data ini.

Sama-sama penting adalah manusia aspek pelaksanaan. J berhasil pelaksanaan memerlukan pemahaman tentang harapan dan kebutuhan para pemangku kepentingan yang terlibat. Seorang eksekutif sponsor juga harus diperoleh untuk memberikan tingkat tinggi manajemen perwakilan dari CRM proyek.

Yang efektif untuk mengidentifikasi faktor-faktor teknis dan manusia sebelum memulai sebuah proyek CRM merupakan pra-pelaksanaan checklist. J checklist dapat membantu memastikan setiap potensi masalah yang diidentifikasi pada awal proses.


Struktur Pasar


Privasi dan keamanan data Sistem

Salah satu fungsi utama software CRM adalah mengumpulkan informasi tentang pelanggan. Ketika mengumpulkan data sebagai bagian dari solusi CRM, perusahaan harus mempertimbangkan keinginan untuk pelanggan privasi dan keamanan data, serta legislatif dan norma-norma budaya. Beberapa pelanggan lebih suka jaminan bahwa data mereka tidak akan dipakai bersama-sama dengan pihak ketiga tanpa persetujuan dan sebelum mereka yang berada di tempat perlindungan untuk mencegah akses ilegal oleh pihak ketiga.

Studi kasus

Pengembangan Strategi CRM dan Penerapannya pada Singapore Airlines

Dalam perkembangannya CRM semakin berkembang dan memiliki definisi dan ruang lingkup yang semakin luas. para ahli marketing juga berpendapat bahwa tidak mudah mendefinisikan apa itu CRM. Ini dikarenakan luasnya cakupan CRM terhadap aktivitas sales dan marketing yang pada akhirnya menjadi bagian dari manajemen pengetahuan (knowledge management). Tetapi ide atau nafas dari CRM sendiri tidak lain danidak bukan adalah pelayanan.

Karena semakin pentingnya Customer Relationship Management dewasa ini dan ruang lingkupnya yang semakin luas maka kita perlu memahami apa itu CRM, sejarah CRM, range aktivitas dari CRM, aspek-aspek CRM, teknologi dan software yang digunakan, bagaimana implementasinya, keuntungan penggunaan CRM, kesatuan pandangan atas customer, bagaimana beralih dari customer service menjadi CRM, apa itu eCRM, masalah-masalah yang sering timbul, privasi dan keamanan data serta pengaruh dari CRM dalam perusahaan dari berbagai perspektif yang semuanya akan dibahas dalam paper ini.

Singapore Airlines merupakan perusahaan yang menyediakan jasa penerbangan, yang sudah menerima berbagai macam penghargaan. Hal tersebut tidak lepas karena Singapore Airlines menerapkan CRM yang konsisten untuk tetap menjaga dan meningkatkan kepuasan dan kesetiaan pelanggan serta untuk menambah pelanggan baru.

Kata Kunci : CRM, customer, management, relationship, Customer Relationship Management, software, sales, marketing, Singapore Airlines.


Tuesday 22 March 2011

Cobit, IT IL dan ISO 17799


COBIT, untuk orang yang berlatar belakang IT atau auditor IT sudah tidak asing lagi didengar. Control Objectives for Information and related Technology (COBIT) adalah suatu panduan standar praktik manajemen teknologi informasi yang dimana menjadi sekumpulan dokumentasi best practices untuk IT governance yang dapat membantu auditor, manajemen dan user untuk menjembatani gap antara risiko bisnis, kebutuhan kontrol dan permasalahan-permasalahan teknis.

COBIT dikembangkan oleh IT Governance Institute, yang merupakan bagian dari Information Systems Audit and Control Association (ISACA). COBIT memberikan arahan ( guidelines ) yang berorientasi pada bisnis, dan karena itu business process owners dan manajer, termasuk juga auditor dan user, diharapkan dapat memanfaatkan guideline ini dengan sebaik-baiknya.

Lingkup kriteria informasi yang sering menjadi perhatian dalam COBIT adalah:

  • Effectiveness

Menitikberatkan pada sejauh mana efektifitas informasi dikelola dari data-data yang diproses oleh sistem informasi yang dibangun.

  • Efficiency

Menitikberatkan pada sejauh mana efisiensi investasi terhadap informasi yang diproses oleh sistem.

  • Confidentiality

Menitikberatkan pada pengelolaan kerahasiaan informasi secara hierarkis.

  • Integrity

Menitikberatkan pada integritas data/informasi dalam sistem.

  • Availability

Menitikberatkan pada ketersediaan data/informasi dalam sistem informasi.

  • Compliance

Menitikberatkan pada kesesuaian data/informasi dalam sistem informasi.

  • Reliability

Menitikberatkan pada kemampuan/ketangguhan sistem informasi dalam pengelolaan data/informasi.

Sedangkan fokus terhadap pengelolaan sumber daya teknologi informasi dalam COBIT adalah pada:

  • Applications
  • Information
  • Infrastructure
  • People

Hal yang menarik dari COBIT adalah adanya versi khusus untuk skala usaha kecil-menengah (UKM) yang disebut COBIT Quickstart.

Kerangka kerja COBIT ini terdiri atas beberapa arahan ( guidelines ), yakni:

Control Objectives: Terdiri atas 4 tujuan pengendalian tingkat-tinggi ( high-level control objectives ) yang tercermin dalam 4 domain, yaitu: planning & organization , acquisition & implementation , delivery & support , dan monitoring .

Audit Guidelines: Berisi sebanyak 318 tujuan-tujuan pengendalian yang bersifat rinci ( detailed control objectives ) untuk membantu para auditor dalam memberikan management assurance dan/atau saran perbaikan.

Management Guidelines: Berisi arahan, baik secara umum maupun spesifik, mengenai apa saja yang mesti dilakukan, terutama agar dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:

  • Sejauh mana Anda (TI) harus bergerak, dan apakah biaya TI yang dikeluarkan sesuai dengan manfaat yang dihasilkannya.
  • Apa saja indikator untuk suatu kinerja yang bagus?
  • Apa saja faktor atau kondisi yang harus diciptakan agar dapat mencapai sukses ( critical success factors )?
  • Apa saja risiko-risiko yang timbul, apabila kita tidak mencapai sasaran yang ditentukan?
  • Bagaimana dengan perusahaan lainnya – apa yang mereka lakukan?
  • Bagaimana Anda mengukur keberhasilan dan bagaimana pula membandingkannya.

The COBIT Framework memasukkan juga hal-hal berikut ini:

  • Maturity Models – Untuk memetakan status maturity proses-proses TI (dalam skala 0 – 5) dibandingkan dengan “the best in the class in the Industry” dan juga International best practices
  • Critical Success Factors (CSFs) – Arahan implementasi bagi manajemen agar dapat melakukan kontrol atas proses TI.
  • Key Goal Indicators (KGIs) – Kinerja proses-proses TI sehubungan dengan business requirements
  • Key Performance Indicators (KPIs) – Kinerja proses-proses TI sehubungan dengan process goals

COBIT dikembangkan sebagai suatu generally applicable and accepted standard for good Information Technology (IT) security and control practices . Istilah “ generally applicable and accepted ” digunakan secara eksplisit dalam pengertian yang sama seperti Generally Accepted Accounting Principles (GAAP).

Sedang, COBIT’s “good practices” mencerminkan konsensus antar para ahli di seluruh dunia. COBIT dapat digunakan sebagai IT Governance tools, dan juga membantu perusahaan mengoptimalkan investasi TI mereka. Hal penting lainnya, COBIT dapat juga dijadikan sebagai acuan atau referensi apabila terjadi suatu kesimpang-siuran dalam penerapan teknologi.

Suatu perencanaan Audit Sistem Informasi berbasis teknologi (audit TI) oleh Internal Auditor, dapat dimulai dengan menentukan area-area yang relevan dan berisiko paling tinggi, melalui analisa atas ke-34 proses tersebut. Sementara untuk kebutuhan penugasan tertentu, misalnya audit atas proyek TI, dapat dimulai dengan memilih proses yang relevan dari proses-proses tersebut.

Lebih lanjut, auditor dapat menggunakan Audit Guidelines sebagai tambahan materi untuk merancang prosedur audit. Singkatnya, COBIT khususnya guidelines dapat dimodifikasi dengan mudah, sesuai dengan industri, kondisi TI di Perusahaan atau organisasi Anda, atau objek khusus di lingkungan TI.

Selain dapat digunakan oleh Auditor, COBIT dapat juga digunakan oleh manajemen sebagai jembatan antara risiko-risiko TI dengan pengendalian yang dibutuhkan (IT risk management) dan juga referensi utama yang sangat membantu dalam penerapan IT Governance di perusahaan.

ITIL (Information Technology Infrastructure Library)

Sebenarnya ITIL bukan merupakan standar dalam audit TI. ITIL lebih merupakan framework/best practice bagi IT service management untuk menciptakan layanan teknologi informasi yang bermutu tinggi. ITIL terdiri atas delapan buku berseri yang disusun dan diterbitkan oleh Central Computer and Telecommunications Agency (CCTA) yang sekarang dikenal sebagai the British Office of Government Commerce (OGC). Delapan serial buku ITIL tersebut terdiri atas:

    • Software Asset Management
    • Service Support
    • Service Delivery
    • Planning to Implement Service Management
    • ICT Infrastructure Management
    • Application Management
    • Security Management
    • Business Perspective

British Standard (BS) 15000 adalah sertifikasi keahlian/profesional yang diterbitkan oleh Pemerintah Inggris untuk manajemen TI dimana ITIL dapat digunakan sebagai panduan dalam penetapan sertifikasi. Sedangkan untuk pemusatan perhatian pada kebutuhan keamanan sistem diterbitkan sertifikasi BS 7799 yang berdasarkan pada bagian dari BS 15000.
Sertifikasi untuk IT service management terbagi atas tiga tingkat yaitu:

    • Foundation certificate

Sertifikasi ini diberikan setelah menjalani kursus selama tiga hari dan lulus dari ujian tulis dengan model pilihan berganda. Sertifikat untuk tingkatan ini merupakan sertifikasi pertama dari tingkatan yang ada.

    • Practitioner’s certificate

Untuk mencapai tingkatan ini diperlukan proses penilaian dan pengujian dengan mengikuti kursus, studi kasus serta ujian tulis dengan model pilihan berganda. Di tingkatan ini sertifikasi diberikan secara khusus pada bagian tertentu saja (spesialisasi).

    • Manager’s certificate

Untuk memperoleh sertifikasi ini harus menempuh sepuluh hari pelatihan, akreditasi dari badan khusus serta lulus dari dua kali ujian tulis dalam model.

Terdapat 2 komponen operasional ITIL yaitu :

  1. Service Support (yaitu aktifitas yang dilaksanakan minimal setiap hari)
  2. Service Delivery (yaitu aktivitas yang dilaksanakan minimal setahun/kuartal/bulanan)

SERVICE SUPPORT

The Service Desk

Tujuan :

    1. Untuk melaksanakan single point of contact antara User dan IT Service Management dan memeriksa status hubungan semua customer.
    2. Menangani Incidents dan permintaan, serta memberikan arahan untuk kegiatan lain seperti Change, Problem, Configuration, Release, Service Level, and IT Service Continuity Management

Kegiatan :

  1. Menerima dan merekam semua panggilan dari user.
  2. Memberikan first-line support (menggunakan pengetahuan)
  3. Mengacu kepada second-line support bila diperlukan.
  4. Monitoring dan peningkatan peningkatan bahaya-bahaya yang terjadi.
  5. Menjaga informasi user.
  6. Memberikan ruang antara disiplin ITSM.
  7. Memberikan pengukuran dan metrik

Lingkup kriteria informasi yang sering menjadi perhatian dalam ITIL adalah:

    • Effectiveness
    • Efficiency
    • Confidentiality
    • Integrity
    • Availability
    • Compliance

Sedangkan fokus terhadap pengelolaan sumber daya teknologi informasi dalam ITIL identik dengan COBIT.

ISO/IEC 17799:2005 Code of Practice for Information Security Management

ISO/IEC 17799:2005 Code of Practice for Information Security Management adalah standar internasional. Tujuan utama dari penyusunan standar ini adalah penerapan keamanan informasi dalam organisasi. Framework ini diarahkan untuk mengembangkan dan memelihara standar keamanan dan praktek manajemen dalam organisasi untuk meningkatkan ketahanan (reliability) bagi keamanan informasi dalam hubungan antar organisasi.
Dalam framework ini didefinisikan 11 (sebelas) bagian besar yang dibagi dalam 132 (seratus tigapuluh dua) strategi kontrol keamanan. Standar ini lebih menekankan pada pentingnya manajemen resiko dan tidak menuntut penerapan pada setiap komponen tapi dapat memilih pada bagian-bagian yang terkait saja. Edisi pertama dari ISO/IEC 17799:2005 Code of Practice for Information Security Management diterbitkan pada tahun 2000 dan edisi keduanya terbit pada tahun 2005. Sejak edisi kedua tersebut ISO/IEC 17799:2005 Code of Practice for Information Security Management menjadi standar resmi ISO yang berdampak pada diperlukannya revisi dan pemutakhiran setiap tiga hingga lima tahun sekali.
Pada bulan April 2007, ISO memasukkan framework ini ke dalam ISO 2700x series, Information Security Management System sebagai ISO 27002. Standar tersebut dapat digolongkan dalam best practice termutakhir dalam lingkup sistem manajemen keamanan informasi. Secara langsung tidak ada sertifikasi untuk ISO/IEC 17799:2005. Namun terdapat sertifikasi yang sesuai dengan ISO/IEC 27001 (BS 7799-2). Pada standar ini terdapat perbedaan perhatian lingkup kriteria informasi dibandingkan dengan COBIT. Dimana dalam ISO/IEC 17799:2005 tidak memfokuskan pada effectiveness dan efficiency serta hanya memberikan sedikit perhatian pada reliability. Sedangkan pada pengelolaan sumber daya TI dalam ISO/IEC 17799:2005 tidak terlalu memfokuskan pada infrastructure.

Sunday 20 March 2011

Metode Agile

(Widodo Journal : 2006:1) Pada dekade 90-an diperkenalkan metodologi baru yang dikenal dengan nama agile methods. Metodologi ini sangat revolusioner perubahannya jika dibandingkan dengan metode sebelumnya. Agile Methods dikembangkan karena pada metodologi tradisional terdapat banyak hal yang membuat proses pengembangan tidak dapat berhasil dengan baik sesuai tuntutan user.

Metode agile adalah suatu metode konvensional untuk membangun berbagai jenis perangkat lunak dan berbagai macan tipe proyek pengembangan perangkat lunak, yang dapat melakukan pengiriman atau penyampaian hasil dari implementasi sistem melalui perangkat lunak dengan cepat.

Salah satu titik penekanan konsep Agile adalah kerja sama atau kolaborasi dan komunikasi yang simultan antara pengembang dan pelanggan.

Saat ini metodologi ini sudah cukup banyak berkembang, diantaranya adalah:

1) eXtreme Programming (XP)

2) Scrum Methodology

3) Crystal Family

4) Dynamic Systems Development Method (DSDM)

5) Adaptive Software Development (ASD)

6) Feature Driven Development (FDD)

Jika kita lihat, agile bisa berarti tangkas, cepat, atau ringan. Agility merupakan metode yang ringan dan cepat dalam pengembangan perangkat lunak. Agile Alliance mendefinisikan 12 prinsip untuk mencapai proses/tahap-tahap yang termasuk dalam agility:

1. Prioritas tertinggi adalah memuaskan pelanggan melalui penyerahan awal dan perangat lunak yang bernilai.

2. Menerima perubahan requirements meskipun perubahan tersebut diminta pada akhir pengembangan.

3. Memberikan perankat lunak yang sedangdikerjakan dengan sering,beberapa min ggu atau bulan, dengan pilihan waktu yang paling singkat.

4. Pihak bisnis dan penggembangan harus berkerja sama setiap hari selam penggembangan berjalan.

5. Bangun proyek dengan individu-individu yang bermotivasi tinggi dengan memberikan lingkungan dan dukungan yang diperlukan, dan mempercyai mereka sepenuhnya untuk menyelesaikan pekerjaannya.

6. Metode yang paling efektif dan efisien dala m menyampaikan informasi kepada tim pengembangan adalah dengan komunikasi langsung face to face.

7. Perangkat lunak yang dikerjakan merupakan pengukur utama kemajuan.

8. Proses agile memberikan proses pengembangan yang bias ditopang.Sponsor,pengembangan, dan user garus bias menjaga ke-konstanan langkah yang tidak pasti.

9. Perhatian yang harus terus mennerus terhadap rangcangan dan teknik yang baik meningkatkan agility.

10. Keserdahanaan seni untuk meminimalkan jumlah pekerjaan adalah penting.

11. Arsitektur,requirements, dan rancangan terbaik muncul dari tim yang mengatur sendiri.

12. Pada interval reguler tertentu,tim merefleksikan bagaimana menjadi lebih efektif,kemudian menyesuaikannya.

Kelebihan Metode Agile

1. Meningakatkan rasio kepuasan pelanggan.

2. Bisa melakukan reviw pelanggan mengenai software yang dibuat lebih awal.

3. Mengurangi resiko kegagalan implementasi software dari non-teknis.

4. Besar kerugian baik secara material atau imaterial tidak terlalu besar jika terjadi kegagalan.

Langkah-langkah pengembangan perangkat lunak Agile adalah suatu filosofi yang mendorong kepuasan pelanggan, penyerahan hasil perangkat lunak secara bertahap, tim proyek yang kecil, metoda informal, dan proses pengembangan perangkat lunak dengan perancangan minimal namun tetap efektif. Agile membantu mempermudah para pengembang perangkat lunak untuk melakukan penyerahan produk tepat waktu dari suatu tahap operasional perangkat lunak yaitu analisa dan desain.

Thursday 3 March 2011

Manajemen Operasi

Manajemen Operasi Adalah serangkaian kegiataaan yang membuat barang/jasa, melalui masukkan/input dan menjadikan output.

Fungsi yang berpengaruh terhadap manajemen produksi

  1. Pemasaran
  2. produksi/opersai
  3. keuangan

PRODUKTIFITAS

Masalah yang dihadapi dalam pengukuran produktifitas :

  1. mutu dapat berubah, sementara jumlah masukan dan keluaran tetap sama
  2. elemen eksternal dapat menyebabkan perubahaan produktifitas
  3. ukuran unit yang pasti, mungkin tidak ada

Variabel yang menentukkan produktifitas

  1. tenega kerja
  2. modal
  3. manajemen

Deferensiasi, kepeloporan biaya dan tanggapan yang tepat dapat di pakai berdasarkan 10 keputusan :

  1. mutu
  2. desaian barang dan jasa
  3. desaian proses dan kapasitas
  4. selesai lokasi
  5. desaian tata letak
  6. manusia dan sistem kerja
  7. manajemen dan rantai pasokan
  8. persediaan
  9. penjadwalan
  10. pemeliharaan

FORECAST

  • forecast/ramalan di buat karena manajemen menghadapi ketidakpastiaan
  • forecast merupakaan proses kegiatan memperkirakan kejadiaan pada waktu yang akan datang dalam keadaan tertentu dan di buat berdasarkan data yang pernah terjadi.
  • teknik pembuatan forecast dapat bersifat kualitatif maupun kuantitatif

Peramalan jangka pandek VS menengah dan penjang

  • peramalan jangka menengah dan jangaka panjang bersifat menyeluruh
  • peramalan jangka pendek biasanya menggunakan metodologi yang berbeda di bandingkan metode menengah dan panjang
  • peramalan jangka pendek cenderung lebih cepat dibandingkan peramalan jangka menengah dan panjang

3 Peramalan dalam perancangan operasi

  1. Peramalan Ekonomi adalah peramalan yang berusaha menjelaskan siklus bisnis dengan mempertimbangkan inflasi dan ketersediaan dana
  2. Peramalan teknologi adalah peramalan jangka panjang yang memperhatikan tingkat kemajuaan teknologi
  3. Peramalan Permintaan / penjualan adalah peramalan penjualan perusahaan pada setiaap periode dalam horizon waktu

Behind The Scene

  • peramalan jangka ada yang semourna ini terjadi karena adanya pengaruh sistem
  • hampoir semua teknik peramalan mengasumsikan bahwa sistem akan tetap stabil
  • baik peramalan kelompok produk maupun peramalan secra keseluruhan lebih akurat

Langkah sistem peramalan

  1. menetapkan tujuan peramalan
  2. memilih unsur apa yang akan di ramalkan
  3. menentukan horizon untuk waktu peramalan
  4. memilih nodel peramal
  5. mengumpulkan data yang di perlukan untuk peramal
  6. membuat peramalan
  7. memvalidasi dan menerapkan hasil peramalan

forecast kuantitatif

1. Model time series, asumsi masa depan merupakan fungsi masa lalu.

  • pendekatan naif
  • rata-rata bergerak
  • penghalusan bergerak
  • penghalusan eksponensial
  • trend

2. Model Asosiatif, asumsinya bahwa satu hal memiliki pengaruhnya terhadap hal lain.

  • regresi

Pendekatan Naif

  • peramalan ini mengasumsikan permintaan dimasa yang akan datang sama dengan permintaan terkini
  • jenis pendekataan ini merupakan peramalan yanng penting efektif dan efisien dari sisi biaya.

Rata-rata bergerak, metode ini menggunakan rata-rata dari sejumlah data terkini untuk meramalakan periode yang akan datang.

Masalah dalam peramalan rata-rata bergerak

  • bertambahnya jumlah (n) membuat metode ini berkurang sensitif terhadap perubahab nyata pada data
  • tidak menggambarkan trend dengan baik
  • memerlukan data masa lalu yang ekstensif

Penghalusan Ekspensial adalah teknik peramalan rata-rata bergerak dengan pembobotan, dimana data di beri bobot oleh sebuah fungsi eksponsial.


Manajemen Proyek

Proyek Adalah usaha formal yang di tetapkan dalam suatu waktu tertentu. Karakteristiknya :

1. Waktu mulai yang tertentu (awal)
2. Tujuan lingkup kerja telah di tentukan
3. Hasil/produknya sudah di tentukan
4. Kriteria penyelesaian produksi telah di tetapkan
5. Waktu selesai yang tertentu (akhir)

Proyek

1. tugas yang dapat di ukur pesannya
2. harus di selesaikan dengan anggaran serta satuan waktu tertentu
3. dikerjakan sekali dan berulang

Manajemen

1. Fungsi, disiplin dan tugas yang harus di kerjakan dalam menjalankan fungsinya.
2. Proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan usaha-usaha anggota organisasi dan proses penggunaan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan.

Manajemen Proyek adalah Sistem yang menetukan dan mengoptimalkan sumberdaya yang di perlukkan untuk menyelesaikan proses dengan berhasil.

Komponen manajemen proyek

Manajemen proses adalah kumpulan tugas yang di laksanakan dengan baik akan menghasilkna yang diinginkan, meliputi :

* Pengelolaan/pengaturan pekerjaan
* pengelolaan waktu
* pengelolaan biaya

PENGERTIAN ENTERPRISE SISTEM INFORMASI

Enterprise adalah sebuah sistem dari manusia, peralatan, material, data, kebijakan dan prosedur yang muncul untuk menyediakan sebuah produk atau pelayanan , dengan tujuan mendapatkan keuntungan. Sistem enterprise mendukung struktur organisasi yang sebelumnya tidak mungkin untuk menciptakan budaya organisasi yang lebih disiplin.
Hal mendasar dari EIS adalah platform teknologi yang bisa menyatukan semua informasi dari berbagai bagian menjadi satu (single) informasi secara logikal, sehingga Enterprise (perusahaan/organisasi) bisa mendapatkan informasi yang dibutuhkan dengan mudah. Dalam hal ini, tidak hanya sekedar penggunaan teknologi jaringan misal LAN (local area network) sehingga antar divisi terhubung secara fisik tapi juga integrasi proses bisnis masing masing divisi. Dibutuhkan juga penyatuan semua database secara logikal, sehingga bukan hanya antar divisi tapi juga pengaksesan informasi untuk semua level di organisasi baik dari staf operasional, manajer maupun direktur.
Untuk menjawab tantangan kebutuhan informasi dan pengambilan keputusan yang semakin butuh kecepatan dan ketepatan, Sistem informasi konvensional tampaknya belum cukup. Orang berpikir bagaimana membuat sebuah
sistem informasi dengan domain informasi seluruh bagian perusahaan, baik dalam satu lokasi maupun di lokasi yang terpisah. Hal inilah yang melatarbelakangi konsep enterprise Information System. EIS sebenarnya merupakan pengembangan dari konsep yang sudah ada yaitu Executive Information system dan DSS yang diperluas untuk domain seluruh perusahaan. EIS mempunyai batasan-batasan sebagai berikut:


Corporate wide system
Cakupan dari EIS adalah seluruh bagian dari perusahaan, sehingga dari satu sistem kita bisa mendapat informasi dari semua bagian, misalnya dari bagian keuangan, SDM, Pemasaran, Produksi dll dalam sistem yang terintegrasi.

Holistic Information
Informasi yang disajikan adalah informasi yang menyeluruh, tidak per bagian, informasi jenis ini sangat penting untuk pengambilan keputusan perusahaan secara umum.

Business Intelligence
Keseluruhan aktifitas dari sistem digunakan untuk mendukung kebijakan
yang diambil dalam bisnis yang digeluti oleh perusahaan.Sehingga penggunaan EIS akan meningkatkan business intelligence dari pengguna sistem (eksekutif).
Sebelum lebih jauh membicarakan tentang EIS dan contohnya, ada baiknya kita melihat karakteristik aliran informasi yang dibutuhkan eksekutif untuk
pengambilan keputusan.
Karakterisitik dari EIS :

Kualitas informasi
• Flexible
• Menghasilkan informasi yang benar
• Meghasilkan informasi berkala
• Meghasilkan informasi relevant
• Menghasilkan informasi yang komplet
• Menghasilkan informasi yang valid

User Interface
• Mempunyai GUI yang bagus
• User Interfacenya harus user friendly
• Memungkinkan acces yang aman ke informasi
• Dapat diakses dari banyak tempat
• Menyediakan cara pengaksesan informasi yang cepat dan mudah

Keuntungan dari EIS:
• Memfasilitasi pencapaian tujuan organisasi
• Memfasilitasi akses ke seluruh informasi
• Meningkatkan kualitas dari pengambilan keputusan
• Menyediakan keuntungan kompetitif
• Mempercepat waktu pencarian informasi
• Meningkatkan kemampuan komunikasi.
• Meningkatkan kualitas komunikasi
• Memungkinkan perencanaan
• Memenuhi kebutuhan eksekutif
• Memungkinkan pencarian penyebab masalah
• Memungkinkan antisipasi masalah dan kesempatan dari kemampuan dan manfaat eis diatas,eis mempunyai banyak persamaan dengan DSS.



B. EIS DAN BUSINESS PROCCES

Proses bisnis (business process) dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari proses yang mendukung proses-proses operasional dalam perusahaan. Proses bisnis berisi kumpulan aktifitas (tasks) yang saling berelasi satu sama lain untuk menghasilkan suatu keluaran yang mendukung pada tujuan dan sasaran strategis dari organisasi. Suatu proses bisnis dapat dipecah menjadi beberapa subproses yang masing-masing memiliki atribut sendiri tapi juga berkontribusi untuk mencapai tujuan dari super prosesnya.
Untuk meluncurkan produk yang baik tidak pernah terlepas dari standar proses bisnis perusahaan yang baik pula. Proses bisnis yang benar dapat menekan biaya operasional suatu perusahaan dalam memproduksi produk keluarannya, karena perusahaan sudah tidak perlu lagi berimprovisasi dalam menyusun standarisasi proses bisnis mereka.
Suatu proses bisnis yang baik harus memiliki tujuan-tujuan seperti mengefektifkan, mengefisienkan dan membuat mudah untuk beradaptasi pada proses-proses didalamnya. Artinya proses bisnis tersebut harus merupakan proses bisnis yang berorientasikan pada jumlah dan kualitas produk output, minimal dalam menggunakan sumber daya dan dapat beradaptasi sesuai dengan kebutuhan bisnis dan pasar.
Pengelolaan proses bisnis yang baik yang didukung dengan EIS akan memberikan keuntungan-keuntungan pada organisasi perusahaan, yaitu :
• Organisasi dapat lebih memfokuskan diri pada kebutuhan customer.
• Organisasi mampu mengendalikan dan memprediksi setiap perubahan yang terjadi di lingkungan dalam ataupun luar.
• Organisasi mampu melakukan pengukuran pada setiap perubahan pada kondisi perusahaan.
• Organisasi mampu memperbaiki tingkat penggunaan sumber dayanya sehingga dapat menekan biaya pemakaian serendah mungkin.
• Organisasi dapat mengelola dengan baik integrasi proses-proses antar bagian yang ada.
• Organisasi dapat memonitor secara sistematik aktifitas-aktifitas pada setiap proses operasional dalam perusahaan.
• Organisasi dapat dengan mudah menemukan kesalahan dalam proses dan memperbaikinya secepat mungkin.
• Organisasi dapat memahami setiap proses dan metode dari proses yang benar.

Manajemen Proses Bisnis (BPM) memiliki empat komponen utama:
• Pemodelan
Pengguna dapat mendefinisikan dan mendesain struktur dari setiap proses bisnis secara grafis. Manajer Proses dapat mendesain sebuah proses beserta seluruh elemen, aturan, sub-proses, parallel proses, penanganan exception, penangan error, dan workflow dengan mudah tanpa perlu memiliki kemampuan programming khusus dan tanpa membutuhkan bantuan dari staf IT.
• Pengintegrasian
BPM dapat menghubungkan setiap elemen dalam proses sehingga elemen-elemen tersebut dapat saling berkolaborasi dan bertukar informasi untuk menyelesaikan tujuannya. Pada level aplikasi, hal ini bisa diartikan sebagai penggunaan Application Programming Interface (API) dan messaging. Bagi pengguna, hal ini berarti tersedianya sebuah workspace pada komputernya ataupun perangkat wireless-nya untuk mengerjakan tugas sesuai dengan perannya pada suatu proses bisnis.
• Pengawasan
Pengguna dapat mengawasi dan mengontrol performansi dari proses bisnis yang sedang berjalan dan performansi dari setiap personil yang terlibat dalam proses bisnis tersebut. Pengguna juga dapat memperoleh informasi mengenai proses yang tengah berjalan, maupun yang telah selesai, beserta data-data yang ada di dalamnya.
• Optimalisasi
Pengguna dapat menganalisa dan memonitor suatu proses bisnis, melihat ketidakefisienan, dan juga memungkinkan pengguna untuk mengambil tindakan dengan cepat dan merubah proses tersebut untuk meningkatkan efisiensinya.

Hubungan EIS dalam bisnis proses akan memberikan suatu keuntungan yang luar biasa besarnya dalam pencapaian tujuan dan target perusahaan/instansi, karena penggunaan fasilitas dan sistem informasi (EIS) sangat menunjang dan mendukung dalam berbagai hal seperti; kecepatan, keakuratan,dan kualitas dari informasi dan produk yang dihasilkan.


C. EIS DAN HIRARKI MANAJEMEN

Hirarki adalah alat yang paling mudah untuk memahami masalah yang kompleks dimana masalah tersebut diuraikan ke dalam elemen-elemen yang bersangkutan, menyusun elemen-elemen tersebut secara hirarkis dan akhirnya melakukan penilaian atas elemen-elemen tersebut sekaligus menentukan keputusan mana yang akan diambil. Proses penyusunan elemen-elemen secara hirarkis meliputi pengelompokan elemen-elemen dalam komponen yang sifatnya homogen dan menyusun komponen-komponen tersebut dalam level hirarki yang tepat.
Hirarki juga merupakan abstraksi struktur suatu sistem yang mempelajari fungsi interaksi antara komponen dan juga dampak-dampaknya pada sistern. Abstraksi ini mempunyai bentuk saling berkaitan, tersusun dan suatu puncak atau sasaran utama (ultimate goal) turun ke sub-sub tujuan tersebut, lain kepelaku (aktor) yang memberi dorongan, turun ketujuan-tujuan pelaku, kemudian kebijakan-kebijakan, strategi-strategi tersebut. Dengan demikian hirarki adalah sistem yang tingkatan-tingkatan (level) keputusannya berstratifikasi dengan beberapa elemen keputusan pada setiap tingkatan keputusan. Secara umum hirarki dapat dibagi dua jenis (Bambang Permadi, AHP Pusat Antar Universitas – Studi Ekonomi, Ul, Jakarta, 1992, hal.3), yaitu:

1. Hirarki Struktural, menguraikan masalah yang kompleks diuraikan menjadi bagian-bagiannya atau elemen-elemennya menurut ciri atau besaran tententu sepenti jumlah, bentuk, ukuran atau warna.
2. Hirarki Fungsional , menguraikan masalah yang kompleks menjadi bagian-bagiannya sesuai hubungan essensialnya Misalnya masalah pemilihan pemimpin dapat diuraikan menjadi tujuan utama yaitu mencari pemimpin, kriteria pemimpin yang sesuai dan alternatif pemimpin-pemimpin yang memenuhi syarat. Penyusunan hirarki atau struktur keputusan dilakukan untuk menggambarkan elemen sistem atau alternatif keputusan yang teridentifikasi.

TingkatanManajemen
1. Manajer pada tingkat tertinggi hirarki organisasi , seperti direktur dan para wakil direktur, sering disebut berada pada tingkat perencanaan strategis. Bertanggung jawab atas pengelolaan organisasi secara keseluruhan.
2. Manajer tingkat menengah mencakup manajer wilayah, direktur produk dan kepala divisi, berada pada tingkat pengendalian manajemen. Bertanggung jawab atas pengelolaan organisasi berdasarkan departementalisasi, wilayah, produk atau divisi.
3. Manajer tingkat bawah, mencakup kepala departemen, supervisor, pimpinan proyek, berada pada manajen tingkat pengendalian operasional. Bertanggung jawab atas pelaksanaan rencana dan sasaran operasional, membuat keputusan jangka pendek berdasarkan arah kebijakan, prosedur dan pedoman yang telah ditetapkan, serta mengendalikan transaksi harian.

PERAN MANAJEMEN menurut Henry Mintzberg :

1.Peran Interpersonal : peran hubungan personal dapat terdiri dari :
 figur kepala (figur head) : manajer mewakili organisasiuntuk kegiatan2 diluar organisasi.
 pemimpin(leader) : manajer mengkoordinasi, mengendalikan, memotivasi, dan mendukung bawahan- bawahannya.
 penghubung (liaison) : manajer menghubungkan
personal2 di semua tingkatan manajemen.

2.Peran Informational : peran dari manajer sebagai pusat syaraf (nerve center) organisasi untuk menerima informasi yg paling mutakhir dan sebagai penyebar ( disseminator) informasi keseluruh personal di organisasi. Peran informasi lainnya adalah manajer sebagai juru bicara (spokesman) untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang informasi yg dimilikinya.

3.Peran decisional : yang dilakukan oleh manajer adalah sebagai entreprenuer, sebagai orang yg menangani gangguan, sebagai orang yg mengalokasikan sumber2 dayaorganisasi, dan sebagai negosiator jika terjadi konflik di dalam organisasi.

Hubungan EIS dan hirarki maanajemen mempunyai manfaat : dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas informasi yang tersedia bagi para eksekutif dan Kebutuhan Informasi akan menjadi :
a. informasi yang tepat waktu
b. akses lebih besar ke data operasional
c. informasi relevan yang lbh singkat
d. informasi baru
e. informasi lbh banyk tentang lingkungan eksternal
f. informasi yang lebih kompetitif
g. akses lebih cepat ke database eksternal
h. akses lebih gepat ke informasi
i. mengurangi biaya kertas





D. CORPORATE GOVERNANCE DAN IT GOVERNANCE

Pada intinya konsep IT governance adalah bagaimana cara memanage penggunaan teknologi informasi pada sebuah organisasi. Paper ini akan membatasi pembahasannya pada IT Governance di organisasi publik. Masih banyak permasalahan tentang IT governance organisasi publik di Indonesia, meski blue printnya telah ada dan jelas. Penggunaan teknologi informasi yang masih belum bersifat terintegrasi, dan kebijakan yang masih kurang memayungi penggunaan teknologi informasi. Paper ini berargumen bahwa federal model dalam penerapan IT governance adalah yang paling sesuai untuk diterapkan di sektor publik di Indonesia.

IT GOVERNANCE
IT Governance merupakan konsep yang berkembang dari sektor swasta, namun dengan berkembangnya penggunaan Teknologi Informasi (TI) oleh sektor publik – organisasi-organisasi pemerintahan- maka IT Governance juga harus diterapkan di sektor yang banyak menuntut perbaikan pelayanan bagi masyarakat ini. Peranan IT governance tidaklah diragukan lagi dalam pencapaian tujuan suatu organisasi yang mengadopsi TI. Seperti fungsi-fungsi manajemen lainnya pada organisasi publik, maka IT Governance yang pada intinya adalah bagaimana memanaje penggunaan TI agar menghasilkan output yang maksimal dalam organisasi, membantu proses pengambilan keputusan dan membantu proses pemecahan masalah – juga harus dilakukan. Prinsip-prinsip IT Governance harus dilakukan secara terintegrasi, sebagaimana fungsi-fungsi manajemen dilaksanakan secara sistemik dilaksanakan pada sebuah organisasi publik. Weill dan Ross (2004:2) mendefenisikan IT Governance sebagai keputusan-keputusan yang diambil, yang memastikan adanya alokasi penggunaan TI dalam strategi-strategi organisasi yang bersangkutan
. Contoh bidang cakupan IT governance sektor publik adalah keputusan pemerintah yang menentukan siapa yang memiliki wewenang dan tanggungjawab dalam pembuatan keputusan tentang berapa jumlah investasi yang dapat dilakukan pada sektor publik X dengan memanfaatkan TI. Suatu IT governance yang efektif berarti penggunaan TI pada organisasi tersebut mampu meningkatkan dan mensinergiskan antara penggunaan TI dengan visi,misi, tujuan dan nilai organisasi yang bersangkutan. Menurut Weill&Ross (204:10), suatu IT Governance yang efektif adalah yang mampu menjawab tiga pertanyaan berikut, yakni:
(1). Keputusan-keputusan apa yang harus diambil untuk memastikan terlaksananya efektif manajemen dan efektif penggunaan TI?;
(2). Siapa yang harus membuat keputusan-keputusan berkaitan dengan penggunaan TI?;
(3). Bagaimana keputusankeputusan ini dibuat dan dimonitor? Dari pertanyaan-pertanyaan diatas, dapat simpulkan, bahwa pengukuran kinerja IT Governance yang baik adalah dengan menghitung prosentase jumlah manajer yang dapat dengan akurat menjelaskan tentang pelaksanaan IT Governance di organisasi yang bersangkutan.
Teknisnya, menurut Weill & Ross (2004:13) cara mendesain, melakukan proses komunikasi, dan menindaklanjuti IT Governance
yang efektif adalah dengan :
1. Menetapkan dengan baik dan tepat strategi organisasi
2. Untuk menetapkan dengan baik dan tepat strategi organisasi, maka organisasi harus memperhatikan perilaku organisasi dan pengadopsian IT dalam organisasi tersebut.
3. Kemudian untuk menetapkan strategi organisasi dengan baik, juga diperlukan
perhatian dan pengaturan yang baik terhadap 6 (enam) asset yang ada di organisasi tersebut, yakni: relationship asset, physical asset, Intelectual property asset, human relation asset, financial asset dan TI. Sedang bagaimanakah cara
mengatur semua asset tersebut dalam IT Governance adalah dengan memperhatikan mekanisme dari IT governancenya, yakni keputusan-keputusan tentang IT nya.

4. Terakhir, untuk menciptakan strategi organisasi yang baik dalam kaitannya
dengan penggunaan IT dalam organisasi, maka harus memperhatikan pula sasaransasaran pencapaian kerja tiap-tiap unit organisasi; yang sangat dipengaruhi oleh akuntabilitas pelaksanaan IT nya. Jadi, terdapat keterkaitan dan koordinasi yang sangat erat antara organisasi level pusat dan unit-unit dibawahnya; dan juga dengan asset-aset yang ada pada suatu organisasi.


E. KESIMPULAN
Enterprise Information System (EIS) merupakan pengembangan konsep CBIS dan DSS yang dioptimasi untuk menyelesaikan permasalahan perusahaan atau organisasi secara menyeluruh, dengan batasan-batasan: corporate wide system, holistic information, business intelligent. Adapun kemampuan yang dimiliki oleh EIS yang baik, adalah : drill down path, critical success factor, status access, analisis, navigasi informasi, audio dan visual, dan komunikasi.
Organizational DSS adalah EIS yang lebih khusus memasukkan DSS dalam arsitekturnya, yang digunakan untuk mendukung keputusan yang difokuskan pada tugas-tugas organisatoris atau kegiatan yang melibatkan banyak proses dan
pelaku.

Banyak perusahaan memanfaatkan teknologi informasi untuk mengoptimisasi proses bisnis yang dimilikinya, tapi mereka kadang masih membangun solusi dengan sistem yang tidak terintegrasi. Sistem tersebut terpisah berdasarkan unit kerja maupun berdasarkan proses bisnis. Hal ini akan menjadi halangan ketika suatu proses membutuhkan kolaborasi dengan proses lain untuk dapat menyelesaikan jalannya proses tersebut. Manajemen Proses Bisnis (BPM) adalah solusi yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk mengelola proses bisnis yang mereka miliki Dengan BPM perusahaan dapat dengan mudah memodelkan dan mengubah proses bisnis sesuai kebutuhan agar dapat dioptimisasi, yang pada akhirnya akan mengurangi ongkos produksi, meningkatkan efisiensi karyawan, meningkatkan kepuasan pelanggan, memperbaiki hubungan dengan partner bisnis, dan pada akhirnya adalah meningkatkan keuntungan perusahaan.

Tips Untuk Orangtua Anak Indigo

bersikap jujur , berikanlah penjelasan lengkap sebanyak  ungkin untuk kedewasaan dan intelegensi mereka. jangan berbohong, berbohong ter...